Ikhbar.com: Perang Hamas dan Israel terus menyedot perhatian dunia. Laporan terbaru menyebutkan, sebanyak lebih dari 10 ribu warga Palestina di Gaza dinyatakan tewas serta ribuan lainnya luka-luka akibat serangan balasan Israel yang telah dilakukan selama sebulan terakhir.
Jauh sebelum banyak negara di dunia memprotes aksi kekejaman Israel, Al-Qur’an telah lebih dulu menyinggung beberapa sifat tercela umat tersebut.
Syekh Muhammad ‘Abd Al-Baqi dalam Mu’jam Mufahras fi Alfazh Al-Qur’an menjelaskan, kata “Bani Israil” disebutkan secara eksplisit di dalam Al-Qur’an sebanyak 41 kali. Tertera pula hanya dengan sebutan “Israil” dalam dua ayat lainnya.
“Bani Israel paling banyak disebut dalam lima surat, yakni QS. Al-Baqarah: 40-122, QS. Al-A’raf: 103-170, QS. Taha ayat 9-79, QS. Al-Qasas ayat 2-46, dan QS. Al-Syu’ara: 10-86,” jelas Syekh ‘Abd Al-Baqi.
Baca: Tafsir QS. Al-Hasyr Ayat 2-3: Yahudi Terusir di Bulan Rabiul Akhir
Kaum pembangkang
Imam Ibnu Katsir dalam Qasas al-Anbiya menceritakan, salah satu bentuk kedurhakaan Bani Israil adalah saat Allah Swt memerintahkan mereka untuk melakukan pembebasan Palestina dari orang-orang kafir serta dan menjadikan wilayah itu sebagai tempat tinggal.
Akan tetapi, Bani Israel menolak perintah tersebut karena takut berperang. Bahkan, mereka mengumpat kepada Nabi Musa As dan menyuruhnya untuk berperang sendiri bersama Tuhan.
Akibat kedurhakaan itu, Allah kemudian menghukum mereka dengan larangan memasuki wilayah Palestina selama 40 tahun.
“Bani Israil terluntang-lantung siang dan malam tanpa arah dan tujuan yang pasti di Padang Tieh, satu padang yang terletak di wilayah Palestina, hingga mereka semua meninggal dunia kecuali keturunan Yudha’ dan Kaalib,” jelas Imam Ibnu Katsir.
Baca: Hukum Memboikot Produk Israel
Menolak pembebasan Palestina
Kisah tersebut diabadikan dalam QS. Al-Maidah: 21-22. Allah Swt berfirman:
يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ. قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّ فِيْهَا قَوْمًا جَبَّارِيْنَۖ وَاِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَا حَتّٰى يَخْرُجُوْا مِنْهَاۚ فَاِنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَا فَاِنَّا دٰخِلُوْنَ
“Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi. Mereka berkata, ‘Wahai Musa, sesungguhnya di dalamnya (negeri itu) ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam. Kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar. Jika mereka keluar dari sana, kami pasti akan masuk.”
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-Azim menjelaskan, ayat 21 pada QS. Al-Maidah tersebut bercerita tentang perintah Allah melalui Nabi Musa kepada Bani Israil untuk berjihad melakukan pembebasan Palestina dari tangan orang-orang kafir. Hal itu dilakukan karena dahulu wilayah Palestina merupakan tanah milik Nabi Ya’kub.
“Selain itu juga karena di wilayah Palestina terdapat Baitul Maqdis, salah satu tempat suci bagi nabi terdahulu,” jelas Imam Ibnu Katsir.
Sedangkan ayat 22 merupakan respons Bani Israil. Menurut Imam Ibnu Katsir, mereka enggan untuk berperang atau berjihad di jalan Allah dalam pembebasan Palestina. Penyebab keengganan mereka berdasarkan riwayat setidaknya ada dua, yakni takut dengan perlawanan orang-orang kafir, para pemuka Bani Israil telah mendapatkan suap dari musuh yang seharusnya mereka lawan.
Sementara itu, Imam Al-Alusi dalam Tafsir Ruh al-Ma’ani menegaskan, penolakan atas perintah Allah merupakan kedurhakaan Bani Israil yang begitu terang-terangan. Sebab mereka menyuruh Nabi Musa untuk berperang sendiri.
“Alasan penolakan mereka juga mengada-ada, padahal Allah Swt telah menjamin kemenangan bagi mereka pada waktu itu,” jelas Imam Al-Alusi.
Imam Al-Alusi menjelaskan, pada QS. Al-Maidah ayat 21 Allah telah menegaskan kepastian kemenangan Bani Israil merebut wilayah Palestina jika mereka mau berjihad.