Hadis-hadis tentang Geopolitik

Peta dan bendera Indonesia. Dok SHUTTERSTOCK

Ikhbar.com: Visi Islam adalah menciptakan kehidupan yang bahagia dan berkualitas di dunia dan akhirat bagi seluruh bangsa dan dalam setiap era. Hal ini sebagaimana tercermin dalam QS Al-Anbiya: 107. Allah Swt berfirman:

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

“Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”

Syekh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir menegaskan, ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah Muhammad Saw diutus untuk membawa syariat dan aturan sebagai anugerah bagi seluruh umat manusia.

Menurut Syekh Al-Asyqar, anugerah itu tidak hanya terbatas pada orang beriman. Orang-orang yang tidak beriman juga mendapatkan rahmat dengan menjadi terlindungi dari bencana, kutukan, dan kehancuran melalui risalah tersebut.

Baca: Taktik Geopolitik Nabi

Bebas ruang waktu

Ajaran Islam yang bersifat universal dan relevan dalam setiap ruang dan waktu selalu dapat merespons perkembangan, tak terkecuali dalam konteks negara dunia yang kian kompleks.

Persentuhan sejarah Islam dengan realitas geopolitik sudah terjadi sejak awal. Sejarah penyebaran Islam tak lepas dari pengaruh geopolitik dua imperium raksasa kala itu, yakni Persia dan Romawi.

Tamim Ad-Dari meriwayatkan sabda Nabi Saw dalam sebuah hadis:

عن تَميم الداري رضي الله عنه ، قال: سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «ليَبْلغنَّ هذا الأمرُ ما بلغ الليلُ والنهارُ، ولا يترك اللهُ بيت مَدَر ولا وَبَر إلا أدخله الله هذا الدين، بعِزِّ عزيز أو بذُلِّ ذليل، عزا يُعِزُّ الله به الإسلام، وذُلا يُذل الله به الكفر»

“Dari Tamim Ad-Dary Ra, ia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Sesungguhnya agama ini akan sampai ke semua tempat yang sampai padanya siang dan malam. Allah tidak akan melewatkan satu rumah pun, baik di kota atau pedesaan, kecuali Allah akan memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kehinaan orang yang hina. Mulia karena Allah memuliakannya dengan Islam, dan hina karena Allah menghinakannya dengan kekafiran.” (HR. Ahmad).

Hadis tersebut mengabarkan bahwa Islam pasti akan menyebar ke seluruh penjuru dunia, dengan segala ragam budaya, politik, dan sosialnya. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan realitas yang tidak terhindarkan. Oleh sebab itu, umat Islam penting memiliki kesadaran geopolitik seperti yang ditunjukkan Rasulullah Saw.

Baca: Menilik Isi Piagam Madinah, Dokumen Nasionalisme Umat dalam Sejarah Islam

Penguatan internal

Dalam riwayat yang lain, Nabi Saw memberikan gambaran yang cukup komprehensif:

عن ثوبان رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “إن الله زَوَى لي الأرض، فرأيت مشارقها ومغاربها، وإن أمتي سيبلغ ملكُها ما زُوِيَ لي منها. وأعطيت الكنْزين الأحمر والأبيض. وإني سألت ربي لأمتي أن لا يهلكها بسَنَةٍ بعامةٍ، وأن لا يُسَلِّطَ عليهم عدوا من سوى أنفسهم فيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ؛ وإن ربي قال: يا محمد، إذا قضيتُ قضاءً فإنه لا يُرَدُّ، وإني أعطيتك لأمتك أن لا أهلكهم بسنة عامة، وأن لا أُسَلِّطَ عليهم عدوا من سوى أنفسهم فيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ ولو اجتمع عليهم مَنْ بأقطارها، حتى يكون بعضُهم يُهْلِكُ بعضًا ويَسْبِي بعضُهم بعضًا”.
ورواه البرقاني في صحيحه، وزاد: “وإنما أخاف على أمتي الأئمةَ المضلين، وإذا وقع عليهم السيف لم يرفع إلى يوم القيامة. ولا تقوم الساعة حتى يلحق حي من أمتي بالمشركين، وحتى تعبد فِئامٌ من أمتي الأوثان. وإنه سيكون في أمتي كذابون ثلاثون؛ كلهم يزعم أنه نبي، وأنا خاتم النبيين لا نبي بعدي. ولا تزال طائفة من أمتي على الحق منصورة لا يضرهم من خذلهم حتى يأتي أمر الله تبارك وتعالى”.

“Dari Tsauban Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, ‘Sesungguhnya Allah menggulung bumi untukku sehingga aku bisa melihat bagian timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai bumi yang telah digulung untukku. Dan aku diberi dua harta simpanan merah (Persia) dan putih (Romawi). Sesungguhnya Aku memohon kepada Tuhanku untuk umatku agar tidak dibinasakan dengan kekeringan yang melanda dan tidak menjadikan musuh menguasai mereka selain diri mereka sendiri, lalu musuh itu merusak kehormatan mereka. Sesungguhnya Tuhanku berfirman, ‘Wahai Muhammad, apabila aku sudah menetapkan satu keputusan maka sesungguhnya keputusan itu tidak dapat ditolak. Sesungguhnya Aku sudah memberi (keputusan) untuk umatmu bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan paceklik yang merata dan Aku tidak akan menguasakan musuh terhadap mereka dari selain diri mereka sendiri lalu musuh itu merusak kehormatan mereka, meskipun semua musuh yang ada di bumi bersatu menghadapi mereka, sehingga (kehancuran umatku adalah karena) sebagian dari mereka membinasakan sebagian lainnya dan saling menawan satu sama lain…’ Al-Burqani meriwayatkan hadis ini dalam sahihnya dan menambahkan, ‘Sesungguhnya yang aku takuti pada umatku ialah para imam (pemimpin) yang menyesatkan. Apabila pedang sudah diletakkan (terjadi perperangan) pada mereka maka tidak akan diangkat sampai hari kiamat. Kiamat tidak akan terjadi sampai seorang umatku yang hidup bergabung dengan orang musyrikin, dan hingga beberapa kelompok umat menyembah berhala. Sesungguhnya di tengah-tengah umatku akan muncul tigapuluh pendusta. Mereka semua mengklaim dirinya sebagai nabi. Sesungguhnya aku penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku. Akan tetap ada satu kelompok dari umatku yang berjaya tegak di atas kebenaran, mereka tidak terpengaruh oleh orang yang melecehkan mereka sampai datang ketentuan Allah Tabaraka wa ta’ala.” (HR. Ibnu Majah).

Dalam hadis tersebut, Allah Swt memberikan jaminan sekaligus peringatan. Jaminan bahwa gangguan eksternal tidak akan mampu merusak umat Islam, kecuali karena inkompetensi mereka sendiri atau perpecahan di antara sesama.

Hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa wawasan geopolitik bukanlah sesuatu yang baru dalam Islam. Kesadaran tersebut telah ditanamkan Rasulullah Saw kepada umatnya melalui petunjuk-petunjuk yang jelas agar mereka siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks di masa kini dan masa depan.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.