Ikhbar.com: Muharam menjadi salah satu bulan yang dimuliakan dalam kalender Islam. Di bulan ini, Allah Swt menjanjikan pahala berlipat ganda atas amalan yang dilakukan seorang Muslim.
Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib menjelaskan, umat Muslim berpeluang mendapatkan ampunan yang sangat besar dari Allah Swt ketika menunaikan sejumlah amalan ibadah di bulan Muharam.
وَمَعْنَى الْحُرُمِ: أَنَّ الْمَعْصِيَةَ فِيهَا أَشَدُّ عِقَابًا، وَالطَّاعَةَ فِيهَا أَكْثَرُ ثَوَابًا
“Yang dimaksud dengan bulan-bulan yang dimuliakan ialah maksiat yang dilakukan dalam bulan tersebut akan mendapatkan siksa lebih berat dan menjalankan ketaatan di dalamnya akan mendapatkan pahala berlipat ganda.”
Dalam literatur hadis juga disebutkan beberapa keistimewaan bulan Muharam. Di antaranya:
Baca: Doa 1 Muharam, Amalkan agar Terhindar dari Keburukan Setan selama Setahun
Puasa Asyura
Dikutip dari Shahih Bukhari, salah satu hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas menyebutkan keutamaan berpuasa dan melaksanakan sejumlah amalan lain di bulan Muharam.
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Nabi Muhammad datang ke Kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura. Lalu Rasul bertanya, ‘Ada kegiatan apa ini?’ Para sahabat menjawab, ‘Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.’ Rasulullah bersabda, ‘Saya lebih berhak dengan Musa As dari pada kalian.’ Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya.”
Kesunahan untuk melaksanakan puasa Asyura di bulan Muharam juga disebutkan dalam redaksi lainnya.
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه
“Puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan oleh orang Quraisy pada zaman Jahiliyah dan Rasulullah juga melakukan puasa pada hari itu. Ketika Nabi datang ke Madinah juga melakukan puasa dan menyuruh para sahabat menjalankan puasa Asyura. Namun, ketika puasa Ramadan mulai diwajibkan, Nabi meninggalkan puasa Asyura. Maka, barangsiapa yang ingin berpuasa, silakan, dan siapa saja yang ingin meninggalkan, juga silakan.”
Anjuran puasa setelah Ramadan
Berikutnya, terdapat sabda Nabi Muhammad Saw riwayat Imam Muslim yang menjelaskan bahwa bulan Muharam termasuk bulan utama untuk melakukan puasa setelah Ramadan.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram.”
Baca: Cara Mudah Menghafal Nama-nama Bulan Hijriah
Salah satu asyhurul hurum
Terakhir, terdapat hadis Nabi Muhammad Saw yang menjelaskan bahwa bulan Muharam termasuk dari salah satu dari empat bulan haram (asyhurul hurum), yaitu empat bulan mulia.
Dalam salah satu riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Saw bersabda:
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Satu tahun ada 12 bulan. Empat bulan di antaranya adalah bulan haram, tiga di antaranya beurutan, yaitu, Zulhijah dan Muharram. Kemudian Rajab Mudhar yang diapit bulan Jumadil Akhir dan Syakban.”