Ikhbar.com: Tentara Israel menyerbu dan menyita barang-barang dari Musala Bab al-Rahma di Kompleks Masjid al-Aqsha, pada Senin, 24 April 2023.
Pasukan Israel merangsek ke sekitar Bab al-Rahma dari pintu atas, pintu utama, dan ke dalam bangunan tersebut. Mereka juga mencegah jemaah masuk ke dalam Musala Bab al-Rahma.
Dikutip dari Days of Palestine, para saksi mata mengatakan, pasukan Israel mengambil kipas angin, lampu, kabel listrik, dan ponsel dari dalam bangunan itu.
“Pasukan pendudukan Israel juga melarang lantunan azan Isya di Masjid al-Aqsha. Mereka berdalih hal itu karena ada perayaan Yahudi di al-Buraq Square, yang berdekatan dengan masjid,” tulis mereka, dikutip pada Rabu, 26 April 2023.
Serangan tentara Israel sudah digencarkan ke bangunan yang juga merupakan permakaman tua itu sejak hari kedua Idulfitri. Mereka menyerbu Bab al-Rahma, mencabut kabel listrik, serta merusak kipas dan lampu. Sore harinya, kabel listrik di dalam bangunan tua itu diperbaiki.
Terhadap aksi serbuan itu, Liga Arab dengan tegas mengecamnya, termasuk terkait insiden penyerangan polisi Israel di Masjid Al Aqsha. Pernyataan itu disampaikan oleh Asisten Sekretaris Jenderal untuk Palestina dan Wilayah Arab yang Diduduki di Liga Arab Said Abu Ali.
Mereka juga memperingatkan ancaman serangan rezim Zionis terhadap situs suci Islam dan Kristen. Terutama terkait penodaan dan sabotase yang dilakukan terhadap Masjid al-Aqsha, khususnya, Bab al-Rahma.
Dalam sebuah pernyataan, Said Abu Ali juga menyalahkan otoritas Zionis atas konsekuensi penuh dan langsung dari kejahatan yang semakin gigih terhadap Islam dan kesucian Kristen, terutama di Masjid al-Aqsha.
Dilansir dari Palinfo, Musala Bab al-Rahma terletak di sebelah timur Masjid Al-Aqsha. Fondasinya bahkan disebut sudah berusia 1.300 tahun
Warga al-Quds telah membuka kembali musala tersebut pada 22 Februari 2019, tepatnya ketika ribuan orang Palestina mendirikan salat Jumat di sekitar musala. Jemaah kemudian membuka paksa musala yang telah ditutup selama 16 tahun tersebut.
“Pada saat itu, terjadi peristiwa yang dikenal sebagai aksi massa Bab al-Rahma,” tulis Palinfo.
Bab al-Rahma dibangun masa Bani Umayyah. Dia menjadi pintu umum antara tembok al-Quds dan timur Masjid Al-Aqsha. Pintu tersebut bersebelahan dengan Musala Bab al-Rahma yang terdiri atas gerbang “at-Taubah” dan “al-Rahma,” yang mengarah ke aula besar berkubah yang ditopang oleh tiang marmer.
Musala tetap terbuka sampai era Abbasiyah. Kaum Frank kemudian menempatinya dan membukanya pada hari-hari Paskah. Umat Kristiani mengeklaim tempat tersebut merupakan pintu masuk yang dilalui Yesus Kristus.
Setelah pembebasan al-Quds, Salahuddin al-Ayyubi menutup gerbang tersebut untuk tujuan keamanan dan mengubah kapel menjadi tempat salat. Hingga periode Mamluk dan Ottoman, dan Imam Abu Hamid al-Ghazali pensiun di sana dan menulis bukunya yang monumental, Ihya Ulumuddin.