Ikhbar.com: Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQTAF) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon belum lama ini menggelar acara Seminar dan Pelatihan Digital Iqtaf (Digitaf).
Acara yang berlangsung pada Sabtu-Minggu, 22-23 Oktober 2022 di Pondok Pesantren Al Ihya Kota Cirebon itu mengusung tema ‘Implementasi Peran Santri dalam Mewujudkan Dunia Digitalisasi’.
Adapun materi yang dibahas yakni, Sistematika Berdakwah di Era Digital yang dibawakan oleh Dr. Didi Junaedi, M.A dan Konten Narasi Islami yang disampaikan oleh Masyhari, Lc., M.H.I.
Kemudian disambung materi hari kedua yaitu pelatihan Santri Cakap Jurnalistik yang dibawakan oleh M. Alif Santosa selaku Pimpinan Redaksi kabarcirebon.com dan Santri Melek Digital Melalui Desain Grafis yang dibawakan oleh Rendi Saiful Azid selaku Relawan TIK Kota Cirebon.
Baca juga: Catat Waktunya! Kemenag Bakal Gelar Kongres Aksara Pegon
Ketua Pelaksana, Faisal Makarim Zuhdi mengatakan, keahlian berdigitalisasi sangat penting untuk bisa bersaing di era digital yang kian menduduki eksistensi dunia.
“Belajar digitalisasi itu penting bagi dunia, sama halnya belajar agama untuk akhirat. Kita harus siap menatap dunia baru dengan teknologi. Misalnya dengan bermodalkan skill (keahlian) seperti desain grafis, dan lain sebagainya,” ucap Faisal.
Ia berharap, Mahasiswa baru yang tergabung dalam pelatihan ini mampu istiqomah untuk mengikuti acara-acara di HMJ.
“Akhir kata, jadikan semua hal sebagai pelajaran, pengalaman, dan perbaikan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua HMJ IQTAF, Alfath Pangestu Danar menyampaikan, acara tersebut bertujuan untuk mengasah skill peserta dalam menyambut dan berperan untuk masa depan yang lebih canggih.
Baca juga: Gus Yahya: Forum R20 Wadah Dialog Pemimpin Agama
“Dalam acara ini, pelatihan digitalisasi itu penting untuk menyambut masa depan. Misalnya karib-karib akan mengasah keahlian jurnalistik, dakwah digital, konten narasi islami, dan desain grafis yang akan dipelajari di sini,” ujar Alfath.
Di samping itu, Alfath menyampaikan latar belakang terbentuknya acara tersebut yakni sebagai peringatan Hari Santri Nasional 2022 yang bertepatan pada tanggal 22 Oktober. Harapannya, santri mampu cakap digital dan bisa bersaing di era baru.
“Selanjutnya kita ini melaksanakan seminar dan pelatihan digitalisasi dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. Menurut Dr. K.H. Abun Bunyamin, M.A selaku Rois Syuriah PWNU Jawa Barat, mendefinisikan santri dalam empat artian dan mencakup dari kata santri itu sendiri. ‘Sin’ itu Sabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), ‘nun’ itu Naibul Ulama (pengganti/regerenasi para ulama), ‘ta’ itu Tarkul Ma’ashi (meninggalkan maksiat), dan ‘ra’ itu Ridhallahi (diridhai Allah). Dan keempat-empatnya mencakup hal-hal sebagai tujuan dalam acara tersebut,” tandasnya.