Ikhbar.com: Bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina, yang tengah menghadapi krisis akibat serangan militer dan blokade Israel sering terhambat oleh praktik diskriminasi bank terhadap lembaga amal Muslim. Beberapa organisasi, termasuk saluran amal LaunchGood, melaporkan rekening mereka sering dibekukan atau ditutup tanpa alasan yang jelas.
LaunchGood, sebuah platform crowdfunding global yang mendukung inisiatif Muslim, telah menjadi salah satu korban kebijakan yang dikenal sebagai “de-risking.” Salah satu pendiri LaunchGood, Amany Killawi menyebutkan bahwa praktik tersebut adalah langkah bank untuk mengurangi risiko reputasi dengan menghindari kerja sama dengan organisasi tertentu, terlepas dari legalitas aktivitasnya.
“Bank sangat berhati-hati dengan risiko, terutama terkait isu Palestina-Israel yang sensitif. Hal ini menyebabkan lembaga kami mengalami penutupan akun tanpa alasan yang masuk akal,” ujar Killawi, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Sabtu, 30 November 2024.
Baca: Cola Gaza, Minuman ‘Bebas Genosida!’ yang Laris Manis di Inggris
Ia menambahkan bahwa tuduhan tak berdasar terhadap organisasi Muslim kerap memicu bank untuk menjauh, meski organisasi tersebut telah melalui proses verifikasi dan mematuhi aturan yang berlaku.
Praktik “de-risking” sering diterapkan bank untuk menghindari potensi kerugian atau kontroversi. Dalam konteks ini, lembaga amal Muslim yang membantu Gaza sering kali dicurigai secara politis atau keliru diasosiasikan dengan kelompok bersenjata. Hal ini menyebabkan banyak rekening mereka ditutup, transaksi dibekukan, hingga kerja sama dengan layanan keuangan lainnya dihentikan.
LaunchGood, yang berbasis di Amerika Serikat (AS), telah membantu ribuan kampanye kemanusiaan, termasuk untuk masyarakat Gaza yang terdampak konflik. Namun, mereka menghadapi penutupan akun di platform keuangan seperti Wise dan Cledara, tanpa penjelasan memadai.
Wise, dalam pernyataan resmi mereka, hanya menyebut bahwa semua penutupan akun dilakukan setelah “peninjauan menyeluruh” sesuai aturan privasi dan hukum yang berlaku.
Diskriminasi ini tidak hanya dialami LaunchGood. Menurut Youssef Chouhoud, asisten profesor ilmu politik di Christopher Newport University, Muslim di AS secara signifikan lebih mungkin menghadapi hambatan dalam perbankan dibandingkan masyarakat umum. Survei yang ia lakukan menemukan bahwa satu dari empat Muslim mengalami kesulitan membuka rekening, menjaga transaksi tetap lancar, atau mempertahankan rekening mereka dalam status baik.
Di tengah krisis di Gaza, penutupan rekening lembaga amal Muslim justru meningkat. Media internasional melaporkan setidaknya 30 insiden penutupan akun organisasi kemanusiaan di AS dan Eropa sejak Oktober 2023. Praktik ini berdampak besar pada kemampuan organisasi untuk menyediakan bantuan, seperti makanan dan kebutuhan dasar lainnya, kepada warga Gaza.
Bagi korban diskriminasi ini, dampaknya terasa jauh lebih luas. Pendiri The Cordoba Foundation di Inggris, Anas Altikriti telah mengalami penutupan 18 rekening sejak 2014.
“Tanpa rekening bank, Anda tidak bisa melakukan apa-apa. Bahkan hal-hal sederhana seperti membayar tagihan jadi mustahil,” katanya.
Baca: Hampir 18.000 Tewas, UNICEF: Gaza Jadi Tempat Paling Berbahaya di Dunia untuk Anak-anak
Meski banyak tantangan, komunitas Muslim terus berupaya melawan diskriminasi ini. LaunchGood, misalnya, tengah membangun sistem pemrosesan pembayaran mandiri bernama PayGood untuk mengurangi ketergantungan pada bank. Di sisi lain, beberapa anggota parlemen Amerika, seperti Ilhan Omar, juga menyerukan penghentian diskriminasi terhadap lembaga Muslim dalam sistem perbankan.
“Praktik ini sangat merugikan, tidak hanya bagi lembaga amal tetapi juga bagi masyarakat yang bergantung pada bantuan mereka,” kata Omar.
Ia menegaskan pentingnya kesetaraan akses perbankan sebagai bagian dari hak dasar dalam sistem keuangan modern.
Meskipun jalan menuju solusi masih panjang, komunitas Muslim berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan dalam sistem keuangan global.