Ikhbar.com: Puluhan artefak sihir kuno ditemukan di rute haji abad ke-7 hingga 19, Darb al-Hajj. Para peneliti menyebut, artefak ini kemungkinan besar digunakan untuk ritual sihir 400 tahun lalu.
Rute Darb al-Hajj membentang dari Mesir ke Makkah melintasi Semenanjung Sinai, lalu wilayah Eilat hingga Kota Aqabah. Kemudian, melewati Jazirah Arab hingga sampai ke Makkah. Jalur ini digunakan sejak abad pertama setelah kebangkitan Islam hingga abad ke-19.
Artefak yang ditemukan sejak tahun 1990-an itu memberi kesimpulan bahwa ritual magis kala itu dilakukan untuk mengusir roh jahat, menyembuhkan penyakit, dan lainnya.
“Penemuan ini mengungkapkan bahwa orang-orang di Periode Ottoman Awal–sama seperti sekarang–berkonsultasi dengan dukun populer, di samping keyakinan mereka pada agama resmi,” kata para peneliti, dikutip dari The Jerusalem Post, pada Kamis, 14 September 2023.
Baca: Lewat Kopi, Islam Singkirkan Pamor Alkohol dan Perluas Jangkauan Syiar
Temuan itu berupa puluhan pecahan kerincingan dari tanah liat yang berbentuk bulat berisi batu-batu kecil. Fungsinya seperti lonceng yang mengeluarkan bunyi saat digerak-gerakkan untuk ritual dan upacara.
Ditemukan juga dua miniatur altar dupa yang mirip seperti yang digunakan untuk persembahan nazar, patung kecil wanita telanjang atau dewi dengan tangan terangkat, dan kerikil kuarsa berwarna.
Menurut analisis para peneliti, tanah liat dari artefak keramik itu menunjukkan bahwa tanah tersebut berasal dari Mesir.
Ini menjadi kali pertama temuan benda ritual dalam skala besar. Uniknya lagi, benda-benda ini ditemukan di kemah-kemah dan bukan di pemukiman permanen. Beberapa lokasi perkemahan dan bangunan yang melayani wisatawan di rute haji telah ditemukan di sekitar Pegunungan Eilat.
“(Temuan ini menunjukkan) fakta bahwa artefak-artefak ini ditemukan secara bersamaan sebagai sebuah kelompok, yang memberi pemahaman bahwa artefak tersebut adalah artefak-artefak yang ditemukan di dunia Islam. Digunakan dalam ritual magis,” ungkap para peneliti.
“Artefak tersebut ditemukan dalam keadaan rusak dan bahkan mungkin sengaja dirusak saat upacara. Tampaknya ritual ini dilakukan di lokasi tersebut oleh satu atau beberapa orang yang ahli dalam upacara magis populer,” imbuh mereka.
Mereka berhipotesis bahwa barang-barang tersebut mungkin digunakan oleh seorang perempuan, karena baik wanita Yahudi maupun Muslim dari masyarakat Ottoman boleh melakukan ritual seperti ramalan, sihir, dan penyembuhan.
Menurut sumber literatur yang disebutkan para peneliti, orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat menjalani ritual magis. Ritual semacam ini dilakukan setiap hari bersamaan dengan ritual keagamaan formal dan kemungkinan besar tak terkecuali bagi para peziarah yang melakukan perjalanan ke Tanah Suci Makkah dan Madinah.
Baca: Pentingnya Belajar Sejarah Menurut Ibnu Khaldun hingga Arkoun
Tim peneliti yang beranggotakan Dr. Itamar Taxel dari Israel Antiquities Authority, Dr Uzi Avner dari Dead Sea-Arava Science Center, dan Dr Nitzan Amitai-Preiss dari Hebrew University of Jerusalem mempublikasikan temuannya itu dalam Journal of Material Cultures in the Muslim World, baru-baru ini.