Ikhbar.com: Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku bahwa Pesantren Lansia menjadi program unggulan yang akan segera direalisasikan.
Hal itu seperti yang disampaikan Ketua MUI Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga, Prof. Amanat Lubis pada Rapat Konsinyering dan Review Konsep, Kurikulum dan Sosialisasi Pesantren Lansia Birul Walidain pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Ia mengatakan, program yang dicanangkan akan berkelanjutan tersebut digagas agar masyarakat bisa lebih menghormati orang tua.
“Selain itu, para lansia juga diharapkan terus terpacu agar terus bisa memberikan manfaat kepada masyarakat,” ujar Prof. Amany dikutip dari laman MUI pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Baca: MUI Usul Masa Tinggal Jemaah Haji Lansia di Tanah Suci Dipangkas
Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan bahwa saat ini banyak orang tua yang ditelantarkan. Hal itu terjadi seiring dengan modernisasi dan sejumlah tantangan zaman.
“Akibatnya, mereka merasa kurang perhatian dan kurang terjaga spiritualnya,” ucap dia.
Nama Birul Walidain untuk program pesantren lansia juga mempunyai alasan. Harapannya, kata dia, nama tersebut bisa menumbuhkan rasa bakti masyarakat kepada orang tua.
Prof Amany menjelaskan, pesantren lansia akan memperhatikan semua aspek, mula dari segi fisik, rohani, psikis dan sosial serta keagamaan dari lansia.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada tim kecil dan mitra dari rumah zakat. Tentu MUI secara serius bisa melaksanakan program ini. MUI Pusat harus jadi pelopor untuk MUI Provinsi,” katanya.
Ia menegaskan bahwa program pesantren lansia mempunyai banyak manfaat. Jadi, kata dia, masyarakat tak perlu pesimistis akan adanya pesantren lansia.
“Kami juga dalam hal ini sedang memberikan konsep ponpes lansia, dan kami ingin masukkan. Di masyarakat sudah dimasukkan konsep seperti ini, ada yang tiga hari, sepekan, ada juga yang tiga bulan, ada juga yang dipondokkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) MUI, Siti Marifah menyebut bahwa pesantren lansia penting untuk diselenggarakan. Hal itu seiring dengan terus bertambahnya jumlah masyarakat Indonesia yang berada di atas usia 60 tahun.
“Di Indonesia, angka harapan hidup 71,85 pada tahun 2021, 69,67 tahun untuk laki-laki dan 73,55 tahun untuk perempuan. Data Susenas Maret 2022 menunjukkan bahwa penduduk lansia (lanjut usia) di Indonesia sebanyak 10,48 persen,” ujar dia.
Dari data tersebut, kata dia, jumlah lansia perempuan mencapai 51,81%. Sementara laki-laki berjumlah 48,19%. Ia menilai bahwa angka tersebut mempunyai potensi permasalahan yang cukup besar terkait lansia.
Siti Marifah menambahkan, banyak negara maju yang berhasil menyelesaikan permasalahan lansia. Selain itu, dia mengatakan bahwa lansia berkaitan dengan budaya di masyarakat.
“Norma dalam agama Islam, kewajiban anak memelihara orang tua. Salah satu program KPRK mengangkat persoalan lansia dengan konsep sejahtera, sehat, bahagia dan harmonis yang dilandasi penghormatan dan kasih sayang terhadap orang tua,” ungkapnya.
Siti Marifah menyampaikan, KPRK MUI telah melaksanakan peletakkan batu pertama Pesantren Cendekia di Cipayung, Depok, Jawa Barat. Pesantren tersebut berasal dari tanah wakaf Rumah Zakat.