Ikhbar.com: Korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah pekan lalu telah menembus 34.000 jiwa. Jumlah itu pun menjadikan bencana ini sebagai gempa paling mematikan dalam 20 tahun terakhir.
Gempa juga memunculkan kecurigaan publik terkait kualitas bangunan yang terlihat asal-asalan tanpa prosedur tahan gempa. Menteri Lingkungan Hidup Turki, Murat Kurum menyebut sebanyak 24.921 bangunan di seluruh wilayah telah runtuh akibat gempa.
Saat ini, Kepolisian Turki telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap 113 kontraktor bangunan. Hingga saat ini, sudah ada sedikitnya 12 orang yang dibekuk.
“Sebanyak 113 surat perintah penangkapan telah dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan gedung yang runtuh akibat gempa,” tulis pernyataan Kepolisian Turki, Senin, 13 Februari 2023.
Para ahli sebenarnya sudah memperingatkan tentang banyaknya bangunan baru di Turki dengan kualitas tidak aman karena korupsi dan kebijakan pemerintah yang dianggap pro-kontraktor.
Kebijakan itu memungkinkan kontraktor untuk membelokkan peraturan bangunan guna mendorong ledakan konstruksi.
Profesor teknik gempa Universitas Bogazici di Istanbul, Mustafa Erdik, menyebutkan banyaknya gedung yang roboh menunjukan perbedaan konstruksi yang sangat bervariasi.
“Keruntuhan total adalah sesuatu yang selalu Anda coba hindari baik dalam kode maupun desain sebenarnya,” tambahnya.
Sementara itu, insinyur struktur The U.S. Geological Survey (USGS), Kishor Jaiswal menyebut gempa dahsyat itu bukan pertama kali terjadi di Turki. Gempa besar juga terjadi pada 1999 dan menewaskan lebih dari 14.000 orang.
“Tetapi setelah itu, tidak semua bangunan dibangun sesuai dengan standar seismik Turki modern. Kekurangan dalam desain dan konstruksi, terutama pada bangunan tua, menyebabkan banyak bangunan tidak dapat menahan kerasnya guncangan,” ungkap dia.