Ikhbar.com: Peringatan Haul Ke-13 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berlangsung khidmat. Sejumlah tokoh hadir dan memberikan testimoni terkait peran dan jasa Gus Dur selama menjabat Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 1984-1999.
Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009. Putri sulung Gus Dur, Ny Hj Alissa Wahid dalam sambutan atas nama keluarga mengatakan, Gus Dur memang sudah 13 tahun berpulang, tetapi nama, pemikiran, perjuangan, dan jejak lakunya masih menginspirasi dan menjadi teladan bagi banyak orang.
“Beliau (Gus Dur) adalah sosok multidimensi. Humoris, pemikir, pembela hak-hak minoritas, pejuang demokrasi, negarawan, dan komentator sepak bola,” terang Alissa, di Ciganjur, Jakarta, Sabtu, 17 Desember 2022, malam.
Sedikit berkelakar, Alissa menyebut kompleksitas Gus Dur bahkan sempat mebuat panitia merasa dilematis saat menentukan tema haul. Hari wafatnya Gus Dur memang rutin dilakukan setiap tahun dengan mengangkat tema-tema tertentu.
“Makanya panitia ketika memilih tema agak dilematis, mau memilih tema ‘Gus Dur dan Piala Dunia’ atau ‘Gus Dur dan Pembaharuan NU?’ Lalu, mengapa tema ini (Pembaharuan NU) yang kami pilih? Karena saat ini kita sedang menyongsong abad kedua hijriyah NU,” kata dia.
Nyai Alissa pun memohon maaf kepada para penggemar sepak bola karena telah menyisihkan tema tentang Piala Dunia. “Karena yang tidak bisa diulang adalah peringatan satu abad hijriyah NU, maka dengan amat terpaksa kepada para penggemar sepak bola, tema ‘Gus Dur dan Sepak Bola’-nya di Piala Dunia berikutnya saja,” kata Alissa, disambut gelak tawa jemaah.
Dia menceritakan, betapa lekatnya kesan Gus Dur terhadap NU, begitu juga sebaliknya. Sebagai contoh, Alissa menceritakan tentang pertemuannya dengan mahasiswa Indonesia di Belgia yang menyebut Gus Dur dan NU sangat dikenal di Eropa.
“Saya di pesawat, kebetulan duduk dengan seorang laki-laki muda. Saya tidak kenal, tahun 2011, lalu orang ini menyapa, ‘Ini Mbak Alissa, ya?’ Lalu dia meneruskan, ‘Saya orang Muntilan, sekarang saya sedang kuliah di Belgia. Mbak, saya itu kalau di Belgia atau di Eropa, pokoknya, kalau ada seminar atau konferensi sekarang bangga menyebut saya itu dari NU. Saya tanya, kenapa? Kemudian dia jawab, ‘Karena ternyata banyak yang kenal NU, kenal NU-nya itu karena Gus Dur dan NU,” katanya.
“Oleh karena itu, pada malam ini kita akan menggali bagaimana almarhum Gus Dur mendorong pembaharuan-pembaharuan di NU,” sambung Alissa.
Meskipun digelar terbatas atau tidak terbuka untuk umum, namun, Peringatan Haul Ke-13 Gus Dur dihadiri ratusan jemaah dan sejumlah tokoh nasional.
Para tokoh yang hadir di atas panggung di antaranya Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU H Saifullah Yusuf, dan Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori.
Turut hadir pula Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, mantan Menteri Maritim Rizal Ramli, dan banyak tokoh lainnya.