Ikhbar.com: Puluhan santri baru Pondok Pesantren Al-Muntadhor Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat mengikuti kegiatan Masa Ta’aruf Santri Al Muntadhor (Matadhor) pada Sabtu hingga Ahad, 3-4 Agustus 2024.
Pengurus Pondok Pesantren Al-Muntadhor, Ustaz Mohamad Fawaz mengatakan, salah satu materi penting yang disampaikan pada kegiatan tersebut adalah tentang bahaya dari dampak tindakan bullying alias perundungan.
“Oleh karena itu, kami melibatkan Jaringan Pondok Pesantren Ramah Anak (JPPRA) untuk menyampaikan pengetahuan penting tersebut kepada para santri,” katanya, saat ditemui di sela-sela kegiatan, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Baca: ‘Sakuku Banyak,’ Tips Jitu Memilih Pesantren Aman untuk Anak
Ustaz Fawaz mengaku sangat mengapresiasi JPPRA yang telah getol menyuarakan gerakan anti-bullying di pesantren, terutama melalui kegiatan sosialisasi.
“Materi tersebut saya kira sangat bermanfaat, mengingat belakangan ini masih sering terjadi kasus kekerasan anak di dalam pesantren,” ujar dia.
Sementara itu, Anggota Majelis Masyayikh Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Pondok Pesantren Ramah Anak (JPPRA), KH Sobih Adnan di hadapan para menjelaskan, kasus bullying di lingkungan pendidikan telah menimbulkan rasa waswas di benak masyarakat. Tak terkecuali, fenomena itu pun ditemukan di sejumlah lembaga pendidikan yang mengatasnamakan diri sebagai pondok pesantren.
“Salah satu penyebabnya adalah banyak yang salah anggap bahwa perilaku bullying merupakan hal yang biasa, bahkan sebagai cara untuk menumbuhkan keakraban,” katanya.
Baca: Pesantren Ramah Anak Jadi Solusi di Tengah Ancaman Kekerasan yang Meningkat
JPPRA berharap Pesantren Al-Muntadhor Babakan Ciwaringin Cirebon mampu memperketat peraturan untuk mencegah terjadinya perilaku bullying, terlebih lagi tindak kekerasan.
“Pesantren ini juga semakin menjadi pilihan para orang tua untuk menitipkan putra-putrinya karena memang telah menjalankan kurikulum yang ramah anak,” katanya.