Ikhbar.com: Badan bantuan Arab Saudi, KSrelief mengumumkan bahwa mereka akan menyumbangkan Rp600 M ke United Nation Reliefs and Works Agency (UNRWA), yakni agensi PBB untuk pengungsi Palestina, untuk mendukung seruan daruratnya di Jalur Gaza.
Nota dukungan keuangan tersebut ditandatangani supervisor umum pusat, Dr. Abdullah Al-Rabeeah, dan komisioner jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, melalui panggilan video.
Saudi Press Agency melaporkan, perjanjian tersebut akan membantu mendukung keamanan pangan bagi warga Palestina di wilayah yang terkepung, di mana perang Israel-Hamas telah berlangsung selama lebih dari lima bulan.
“Sangat penting untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat di Gaza,” kata Al- Rabeeah, dikutip dari Arab News pada Jumat, 22 Maret 2024.
Baca: Konferensi Antar-Mazhab dalam Islam Digelar di Arab Saudi
Hal itu bertujuan untuk memberikan manfaat kepada 250.638 individu yang paling membutuhkan bantuan, selain menyediakan tempat tinggal dan bahan non-pangan, termasuk tenda, untuk 20.019 keluarga, yang mewakili 200.190 individu.
“Hal Ini dilakukan dalam kerangka upaya yang gigih yang dilakukan oleh Kerajaan melalui pusat untuk memberikan bantuan kepada rakyat Palestina yang terkena dampak di Jalur Gaza guna mengurangi penderitaan mereka akibat krisis kemanusiaan saat ini yang mereka alami,” ujarnya.
Sementara itu, Lazzarini mengatakan bahwa sumbangan tersebut “mencerminkan solidaritas yang selalu ditunjukkan Kerajaan kepada rakyat Palestina.”
Sebagai tambahan, UNRWA didirikan pada tahun 1949, dan bekerja dalam menyediakan pendidikan, layanan sosial, dan bantuan darurat kepada pengungsi Palestina.
Sebagian besar layanan tersebut didanai oleh pemerintah donor. Namun organisasi ini mendapat sorotan setelah Israel menuduh beberapa pegawainya terlibat dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.
Beberapa negara telah menangguhkan pendanaan mereka untuk organisasi bantuan tersebut, meskipun PBB mengatakan bahwa Israel belum memberikan bukti atas tuduhan itu.
UNRWA memiliki sekitar 30.000 pegawai di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk 13.000 orang ditempatkan di Gaza serta negara tetangga, seperti Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Upaya bantuan kemanusiaan telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, termasuk pengiriman bantuan melalui udara dan laut dari Siprus.
Meski demikian, PBB dan lembaga bantuan lainnya memperingatkan bahwa bantuan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak di Gaza.