Pangkas Anggaran, 225 Pejabat dari Dirjen hingga Menteri di Maladewa Dipecat

Presiden Maladewa Mohamed Muizzu, tengah, dari Partai Kongres Nasional Rakyat (PNC) usai berpidato dalam pertemuan dengan para pendukung setelah pemilihan presiden negara itu, di Male pada 2 Oktober 2023. Dok AFP

Ikhbar.com: Presiden Maladewa, Mohamed Muizzu memecat lebih dari 225 pejabat politik, termasuk beberapa menteri, dalam upaya mengurangi pengeluaran negara yang sedang mengalami kesulitan keuangan.

Pemecatan massal dilakukan terhadap orang-orang yang diangkat Muizzu pada saat ia mulai berkuasa pada tahun lalu.

“Pengurangan signifikan dalam jumlah pejabat politik ini sejalan dengan upaya Presiden Muizzu untuk merampingkan operasi pemerintahan dan memastikan penggunaan dana publik yang lebih efisien,” demikian pernyataan resmi dari Kantor Kepresidenan Maladewa, sebagaimana dikutip dari NDTV, Rabu, 16 Oktober 2024.

Baca: Hapus Batasan Umur, Kontestan Miss Universe Korea Berusia 81 Tahun Ini Curi Perhatian

Mereka yang dipecat adalah tujuh orang menteri negara, 43 wakil menteri, dan 178 direktur jenderal (dirjen) bidang politik. Namun, tidak dijelaskan secara rinci apa saja tugas dan fungsi yang sebelumnya mereka jalankan di negara dengan populasi sekitar 500 ribu jiwa tersebut.

Pemerintah Maladewa memperkirakan, pemecatan ini akan menghemat sekitar 370.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp5,7 miliar per bulan. Meskipun demikian, jumlah total pejabat politik yang tersisa dalam pemerintahan tidak disebutkan dalam pernyataan tersebut.

Pada September lalu, pemerintah Maladewa menyebut masalah keuangan yang dihadapinya sebagai “sementara” dan menegaskan tidak ada rencana untuk meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF), meski ada peringatan tentang kemungkinan gagal bayar utang.

Dikenal sebagai destinasi wisata mewah dengan pantai pasir putih yang indah dan resor eksklusif, Maladewa juga menjadi titik panas geopolitik. China dan India merupakan pemberi pinjaman bilateral terbesar bagi negara yang terdiri dari 1.192 pulau karang ini.

Setelah kemenangan Muizzu tahun lalu, China menjanjikan bantuan tambahan. Muizzu juga mengucapkan terima kasih kepada Beijing atas “bantuan tanpa pamrih” dalam mendukung pembangunan negara.

Baca: Warga Eropa Ramai-ramai Masuk Islam

Bulan ini, Muizzu disambut di New Delhi oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang memberikan dukungan finansial untuk membantu ekonomi Maladewa yang sedang kesulitan.

Data resmi menunjukkan bahwa pada kuartal pertama tahun ini, utang luar negeri Maladewa mencapai 3,37 miliar dolar AS atau sekitar 45% dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. China menyumbang sekitar 20% dari utang eksternal, sementara India memiliki hampir 18%.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.