‘Kerja dari Mana Saja’ bakal Diterapkan demi Hindari Macet Mudik Lebaran

Ilustrasi WFA. Foto: Pixabay

Ikhbar.com: Pemerintah tengah mempertimbangkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) atau kerja dari mana saja untuk mengurangi kemacetan selama periode mudik Lebaran 2025.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku bahwa wacana ini telah dibahas bersama sejumlah kementerian terkait.

“Kami ingin memastikan arus mudik dan balik tidak menumpuk dalam waktu yang berdekatan dengan hari Lebaran,” ujar AHY dikutip dari Antara pada Kamis, 6 Februari 2025.

AHY mengeklaim bahwa penerapan WFA memungkinkan pekerja untuk tetap produktif sambil berkumpul bersama keluarga sebelum cuti bersama resmi dimulai. Dengan demikian, kepadatan lalu lintas dapat tersebar secara lebih merata, tidak hanya terfokus pada satu atau dua hari sebelum Lebaran.

Baca: Rawan Burnout, Pria di Cina Resign dan Dirikan Komunitas ‘Korban’ Kelelahan Kerja

“Harapannya, lonjakan arus mudik tidak terjadi dalam waktu bersamaan. Dengan skema ini, orang-orang bisa lebih fleksibel dalam merencanakan perjalanan, sehingga waktu istirahat dan persiapan Lebaran juga lebih optimal,” katanya.

Lebih lanjut, AHY mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan simulasi distribusi pergerakan orang dan barang selama musim mudik. Namun, keputusan final mengenai penerapan WFA masih dalam tahap kajian lebih lanjut bersama kementerian terkait.

“Pergerakan tidak hanya soal manusia, tapi juga barang. Oleh karena itu, kita masih menghitung tanggal dan mekanisme yang paling tepat sebelum diputuskan,” jelasnya.

Terkait cuti dan libur Lebaran, AHY menegaskan bahwa keputusan resmi akan ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Menteri Agama, dan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker).

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengusulkan pemberlakuan WFA mulai 24 Maret 2025. Usulan ini mempertimbangkan dua hari raya besar keagamaan yang berdekatan, yakni Hari Raya Nyepi dan Idulfitri, serta tingginya mobilitas masyarakat selama mudik.

Selain mengurangi kepadatan lalu lintas, kebijakan ini juga diharapkan bisa mengantisipasi potensi gangguan transportasi, terutama di titik-titik strategis seperti penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai, yang akan ditutup selama Hari Raya Nyepi.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.