Kementan: Stok Beras jelang Ramadan Aman

Petani di daerah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan melakukan panen padi, pada Jumat, 23 Februari 2024. Foto: Dok. Kementan

Ikhbar.com: Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan produksi beras dalam negeri dari berbagai daerah akan tetap memenuhi kebutuhan nasional, terutama menjelang Ramadan dan Idulfitri 1445 H. 

Menurut Ketua Kelompok Substansi Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Rachmat menegaskan bahwa produksi padi pada awal 2024 diproyeksikan dapat mencukupi kebutuhan nasional. 

Rachmat menjelaskan, produksi pada Januari diprediksi mencapai 1,6 juta ton gabah kering giling (GKG) dari seluruh Indonesia. Sementara produksi pada Februari diproyeksikan sekitar 2,4 juta ton GKG, dan pada Maret diperkirakan mencapai 6,1 juta ton GKG. 

“Dan prediksi April lebih tinggi lagi dibandingkan Maret. Salah satunya di Jawa Timur, misalnya di Ngawi, sudah mulai memasuki musim panen dan siap berproduksi. Ngawi salah satu sentra produksi nasional,” ungkap Rachmat, dikutip dari Antara pada Senin, 26 Februari 2024.

Baca: Bank di Dubai Siap Beri Pinjaman Dana untuk Perantau, Ini Syaratnya

Rachmat menegaskan, ketersediaan beras dapat dipertahankan dengan mulainya musim panen padi. Perkiraan untuk bulan Maret menunjukkan produksi sekitar 3,51 juta ton. 

Selain itu, Kementan juga mencatat bahwa sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan panen padi untuk mendukung pemenuhan stok pangan di pasar. 

Kabupaten Banyuasin, misalnya, sudah melakukan panen sejak Januari, dan diprediksi akan terus berlanjut hingga Maret dengan luas panen mencapai 46 ribu hektar. 

Meskipun ada pergeseran musim tanam akibat El Nino pada tahun 2023, puncak panen tetap diharapkan pada Maret-April 2024. 

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Sumsel, Tuti menyatakan optimisme bahwa target peningkatan luas panen padi sebesar 12,39% di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2024 dapat tercapai. 

Produktivitas yang meningkat dan upaya untuk meningkatkan produksi di lokasi yang belum optimal menjadi fokus dalam upaya mencapai target tersebut.

“Jadi lahan sawah yang produksinya masih di bawah 5 ton ini yang akan kita bantu dan dampingi baik itu dengan memanfaatkan dana APBD maupun APBN,” kata Tuti.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.