Indonesia-Arab Buka Peluang Kontrak Kerja Sama Layanan Haji Jangka Panjang

Dirjen PHU Kemenag, Hilman Latief, berkunjung ke Wakil Menteri Haji Saudi, Abdul Fattah Masyath. Dok: Kemenag.

Ikhbar.com: Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mempertimbangkan untuk mengubah sistem kontrak layanan haji menjadi jangka panjang, yaitu tiga tahun. Hal ini dibahas dalam pertemuan antara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia dan Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Masyath, di kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Makkah.

Delegasi PPIH yang dipimpin oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, hadir bersama Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, Direktur Pengelolaan Dana Haji, Ramadan Harisman, serta Konsul Haji di Konsulat Jenderal RI Jeddah, Nasrullah Jasam.

Baca: 1.000 Orang Lebih Wafat, Arab Saudi: Sebagian Besar Jemaah Haji Ilegal

“Salah satu yang muncul dalam surat yang disampaikan kepada Menteri Agama Republik Indonesia dari Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi adalah mengenai kontrak tiga tahun, khususnya di Masya’ir,” jelas Hilman, dikutip pada Senin, 1 Juli 2024.

Hilman menegaskan bahwa kontrak jangka panjang ini memungkinkan persiapan layanan haji yang lebih baik dan terstruktur.

“Dengan kontrak jangka panjang, maka waktunya menjadi lebih cukup untuk mempersiapkan layanan secara lebih baik. Ada kepastian penggunaan, ada kepastian kerja sama, dan ini nanti kita jajaki bersama ke depan,” katanya.

Pertemuan ini juga membahas kesiapan tempat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), serta skenario baru yang dapat dikembangkan oleh misi haji, termasuk Indonesia. Hilman menyampaikan terima kasih atas dukungan Wamenhaj Abdul Fattah Masyath kepada misi haji Indonesia selama penyelenggaraan haji 1445 H.

“Kita diskusikan juga mengenai tempat, terkait kesediaan dan kepastian tempat pada saat Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina), serta skenario-skenario baru yang bisa dijalankan, dikembangkan, dan diperkuat oleh misi haji, termasuk Indonesia,” tambah Hilman.

Wamenhaj Saudi juga mengapresiasi keberhasilan misi haji Indonesia dalam menekan angka kematian. Data Siskohat mencatat, hingga saat ini, 329 jemaah wafat. Angka ini jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai 586 pada periode yang sama.

Baca: Jemaah Haji Diimbau tak Beribadah di Masjidil Haram jelang Kepulangan

Sebagai penutup, Hilman menekankan pentingnya memperkuat skema istithaah kesehatan untuk operasional haji 1446 H/2025 M.

“Kita berharap ke depan bisa lebih rendah lagi. Ini bahan evaluasi kita juga dalam memperkuat skema istithaah jemaah,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.