Ikhbar.com: Awan bukan sekadar gumpalan uap air di langit. Penelitian terbaru mengungkap bahwa awan juga menjadi rumah bagi triliunan mikroba, seperti bakteri, jamur, virus, hingga alga.
Mikroorganisme tersebut dipercaya ikut memengaruhi cuaca, bahkan kehidupan manusia.
Sejak abad ke-19, ilmuwan seperti Louis Pasteur sudah mencurigai bahwa udara mengandung kehidupan mikroskopis.
Kini, dengan bantuan drone, balon udara, dan teknologi DNA, para ilmuwan semakin yakin bahwa atmosfer dipenuhi aerobioma, yaitu komunitas mikroba yang hidup di awan, karena tersebar lewat angin, air laut, kebakaran hutan, dan tumbuhan.
Contohnya, lumut dan jamur bisa menembakkan spora ke udara. Spora jamur bahkan ditemukan hingga 20 km di atas permukaan laut.
Baca: Ilmuwan Uji Coba Ternak Ikan di Bulan
Dalam setahun, sekitar 50 juta ton spora jamur dan triliunan mikroba naik ke atmosfer dan menempuh perjalanan ribuan kilometer sebelum turun kembali ke bumi.
Gunung Puy de Dôme di Prancis menjadi lokasi kunci dalam penelitian ini. Di sana, para ilmuwan menemukan bahwa setiap milimeter air awan mengandung sekitar 100 ribu sel mikroba.
Bahkan lebih dari 28 ribu spesies bakteri dan 2.600 spesies jamur telah berhasil diidentifikasi, sebagian besar belum dikenal sebelumnya.
Yang mengejutkan, sebagian mikroba itu bukan sekadar “numpang lewat” di awan. Mereka bisa hidup, tumbuh, bahkan memakan karbon organik di dalam tetesan air awan.
Baca: Begini Cara Wudu dan Salat di Luar Angkasa
“Awan adalah lingkungan terbuka untuk semua, tetapi hanya sebagian yang mampu bertahan,” tulis Pierre Amato, peneliti dari Universitas Clermont Auvergne, dikutip dari BBC News, pada Kamis, 12 Juni 2025.
Mikroba juga berperan penting dalam pembentukan hujan. Untuk membentuk kristal es yang jatuh sebagai hujan atau salju, air memerlukan “benih” berupa partikel kecil. Dinding sel mikroba, seperti bakteri Pseudomonas, sangat efektif menjadi pemicu terbentuknya es ini.
Artinya, mikroba bukan hanya hidup di awan, mereka juga membantu menciptakan awan dan menurunkan hujan.